Kamis, 18 Januari 2018

TEORI LINGKUNGAN ORGANISASI




Lingkungan organisasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berhingga (infinite) dan mencakup seluruh elemen yang yang terdapat di luar suatu organisasi. Adapun arti lain dari lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksisteni, keberadaan, dan lain-lain yang menyangkut organisasi baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai suatu sistem, organisasi akan berinteraksi dengan lingkungannya.
Alasan mengapa kita menganalisis lingkungan yaitu untuk mengetahui dan meramalkan apa yang terjadi besok, menyadari, dan mengantisipasi risiko dari tindakan yang dilakukan organisasi, untuk menganalisis faktor politik, sosial, dan ekonomi.


Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Sedangkan lingkungan internal (internal environment) adalah faktor-faktor atau kondisi umum yang berada dalam suatu organisasi.
Lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.             Lingkungan umum (general environment). Ini disebut juga sebagai lingkungan yang tidak berpengaruh langsung kepada organisasi (indirect environment) yang diartikan sebagai serangkaian dimensi dan kekuatan luas yang berada di sekitar organisasi, yang menciptakan keseluruhan konteks organisasi. Meskipun lingkungan umum tidak mempengaruhi organisasi secara langsung, namun harus tetap diperhitungkan dalam pengambilan keputusan organisasi. Lingkungan umum terdiri dari dimensi ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik-hukum, dan internasional.
2.             Lingkungan tugas (task environment). Ini disebut juga sebagai lingkungan yang berpengaruh langsung kepada organisasi (direct environment), yang diartikan sebagai unsur-unsur luar organisasi yang secara spesifik bepengaruh secara langsung kepada organisasi. Lingkungan ini terdiri dari dimensi: kompetitor, pelanggan, pemasok, regulator, dan partner strategis.

Lingkungan umum mencakup:
1.             Dimensi ekonomi. Dimensi ekonomi adalah kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem ekonomi di mana organisasi beroperasi. Apabila kondisi ekonomi mengalami guncangan, maka akan berpengaruh secara langsung kepada organisasi. Faktor-faktor ekonomi yang sangat penting bagi bisnis adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat bunga, dan tingkat pengangguran.
2.             Dimensi tekonologi. Dimensi ini merefleksikan metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa. Perubahan teknologi akan mempengaruhi cara organisasi mengubah sumber daya tersebut.
3.             Sosial budaya. Dimensi ini meliputi sikap, norma, adat gaya hidup, nilai, kebiasaan, dan karakteristik demografi masyarakat di mana organisasi berada.
4.             Politik-hukum. Ini berupa peraturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintah. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah bisa memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi.
5.             Internasional. Ini mencakup pengaruh bisnis, politik dan kebijakan negara lain khususnya untuk organisasi-organisasi multinasional yang memberikan dampak yang sangat besar bagi organisasi tersebut.

Menganalisis organisasi sebagai sistem terbuka berarti menempatkan organisasi di lingkungan di luar organisasi itu. Perspektif ini akan fokus pada lingkungan di luar organisasi yang akan menentukan peluang, gagasan-gagasan, hambatan-hambatan, standar ukuran, dan sumber daya penting bagi individu organisasi.
Fitur penting lingkungan organisasi antara lain: tenaga kerja, pemasok, konsumen, dan langganan; saingan; organisasi lain; asosiasi profesi; pemerintah; sumber pengetahuan dan teknologi; lingkungan sosial dan budaya yang lebih luas.
Terdapat tiga teori organisasi ketika dikaitkan dengan lingkungan sekitarnya yaitu:
1)             Teori ketergantungan sumber daya (resource dependency theory).
2)             Teori institusional (institucional theory).
3)             Teori ekologi organisasi (organizational ecology) atau teori populasi ekologi (population ecology).

Teori ketergantungan sumber daya memfokuskan pada adanya perbedaan kekuasaan atau kemampuan atau kekuatan antara organisasi satu dengan organisasi lainnya. Kebanyakan teori mengenai organisasi melihat perilaku organisasi dipengaruhi atau didorong oleh keadaan internal, bukan karena pengaruh eksternal.
Jeffrey Pfeffer dan Gerald R. Salancik memulai dengan pemikiran sederhana bahwa semua organisasi perlu menyerap sumber daya dari lingkungannya apakah menarik pekerja, asupan fisik, konsumen dan langganan, informasi, investasi atau dana, izin resmi, dan legitimasi untuk beroperasi. Lebih jauh, mereka melihat perilaku organisasi kebanyakan adalah respons dari keterbatasan lingkungan atau sebagai upaya untuk keluar dari pengaruh lingkungannya.
Setiap organisasi mencoba mengolah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan dan ketidakpastian dan mencapai kebebasan bertindak dan stabilitas lebih besar lagi. Semua keputusan organisasi, misalnya, dengan organisasi mana harus bermitra, atau menentukan anggota dewan direktur atau menjadi anggota organisasi/asosiasi profesi, akan selalu dipengaruhi oleh pengaruh lingkungannya.
Jadi, ide mereka adalah jika ingin memahami keputusan dan tindakan organisasi, harus mengurangi analisis dinamika internal organisasi atau nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan para pemimpinnya tetapi lebih banyak menganalisis situasi di mana organisasi itu berada dan tekanan maupun hambatan yang muncul dari situasi itu.
Ada tiga tema sentral dari pemikiran Pfeffer dan Selancik yang menggambarkan perubahan arah studi-studi mengenai organisasi. Pertama adalah pentingnya lingkungan atau konteks sosial organisasi untuk memahami keputusan apa yang harus diambil terkait dengan persoalan mulai dari siapa yang harus dipekerjakan, susunan dewan direktur, dan siapa mitra.
Kebutuhan akan sumber daya, antara lain sumber finansial dan fisik maupun yang didapat dari lingkungannya, membuat organisasi menjadi tergantung pada sumber daya dari luar ini. Ketergantungan inilah yang menjadi karakteristik teori ketergantungan sumber daya (resource dependence).
Tema penting kedua, meskipun organisasi nyata-nyata dibatasi oleh situasi dan lingkungannya, tetap ada kesempatan berbuat sesuatu seperti bernegosiasi dalam keterbatasan itu, memilih menjadi lebih independen. Organisasi memiliki keinginan dan kemampuan bernegosiasi sebagai bagian dari menguasai lingkungannya. Ketika organisasi berupaya mengubah situasi menjadi lebih menguntungkan, terjadilah interaksi yang dinamis antara organisasi dengan lingkungannya.
Tema ketiga adalah pentingnya mengonstruksi kekuatan atau kekuatan sosial (social power) untuk memahami perilaku intra-organisasi maupun extra-organisasi. Idenya adalah power menjadi penting ketika ingin memahami organisasi, dibandingkan misalnya rasionalitas atau efisiensi. Jadi, memahami organisasi membutuhkan fokus pada lingkungannya.

Teori institusional mengkritik teori ekonomi dan kontingensi yang sangat rasional, yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organisasi denagn ukuran efisiensi. Teori itu mengabaikan kekuatan di luar organisasi yang non-rasional seperti negara, norma-norma sosial, tradisi, konvensi, yang membentuk organisasi itu.
Pemikir lain, yakni John W. Meyer dan Brian Rowan, menulis bahwa “banyak posisi, kebijakan, program, dan prosedur organisasi modern yang dipengaruhi oleh opini publik, pandangan konstituen, pengetahuan sah melalui sistem pendidikan, prestise sosial, hukum, dan pengadilan.
Teori institusional intinya adalah perilaku organisasi atau keputusan yang diambil organisasi, yang dipengaruhi oleh institusi di luar organisasi. Menurut istilah DiMaggio dan Powell, jika ingin bertahan hidup, organisasi harus berupaya untuk menyesuaikan diri atau isomorphic (sama dalam tampilan tetapi tetap berbeda di dalamnya) yang selalu memunculkan tekanan dari luar.
Ada tiga proses bagaimana organisasi menyesuaikan diri. Pertama, coercive isomorphism yaitu proses penyesuaian menuju kesamaan dengan “pemaksaan”. Tekanan datang dari pengaruh politik dan masalah legitimasi. Misalnya, tekanan resmi datang dari peraturan pemerintah agar bisa diakui.
DiMaggio dan Powell memberikan contoh organisasi pengembangan masyarakat, yakni ketika berhadapan dengan lembaga donor yang lebih berkuasa, maka organisasi itu tentu akan merasa berada dalam tekanan dan merasa harus menjadi lebih birokratis karena harus memenuhi tuntutan donor agar lebih tertib dalam mengelola uang.
Kedua, mimetic isomorphism yaitu proses di mana organisasi meniru organisasi lain yang berhasil dalam satu bidang, meskipun organisasi peniru tidak tahu persis mengapa mereka meniru, dan ini bukan karena dorongan supaya lebih efisien. Meskipun begitu, proses peniruan bagi organisasi pemasaran atau bisnis lebih banyak didorong keinginan menjadi efisien dibandingkan dengan organisasi nirlaba, seperti sekolah, rumah sakit, lembaga pemerintahan.
Biasanya proses peniruan ini muncul di lingkungan yang tidak pasti. DiMaggio dan Powell memberi contoh bahwa manajemen perusahaan Jepang banyak ditiru oleh perusahaan dari negara lainnya karena dianggap berhasil.
Ketiga, normative isomorphism, yang sering diasosiasikan dengan profesionalisasi dan menangkap tekanan normatif yang muncul di bidang tertentu. Norma atau sesuatu yang tepat bagi organisasi berasal dari pendidikan formal dan sosialisasi pengetahuan formal itu di bidang tertentu yang menyokong dan menyebarkan kepercayaan normatif itu. Ketika profesionalisme meningkat maka meningkat juga tekanan normatif itu.

Perspektif ekologi organisasi atau ekologi populasi (population ecology) mengikuti hukum keseimbangan populasi biologi atau model matematika populasi biologi. Perspektif ini melihat organisasi lebih makro dan tidak peduli akan individu organisasi atau internal organisasi.
Teori ini dimulai dengan asumsi bahwa sebuah organisasi tidak akan berubah internalnya ketika mereka terbentuk. Penolakan perubahan internal ini menunjukkan bahwa evolusi organisasi kebanyakan hasil dari kelahiran dan kematian bukannya perubahan internal organisasi yang sudah ada. Berarti pengaruh di luar, seperti tingginya persaingan mendapatkan sumber daya, bukan merupakan kebijakan atau keputusan internal organisasi yang menjadi kunci keberhasilan organisasi.
Ketika populasi organisasi bertumbuh, laju kelahiran organisasi mengikuti kurva U terbalik dan, kebalikannya, laju kematian organisasi mengikuti kurva U. Atau hubungan antara laju kelahiran dengan densitas (atau jumlah organisasi mengikuti kurva U terbalik, sedangkan hubungan laju kematian dengan densitas mengikuti kuva U. Jika tingkat kelahiran rendah dan laju kematian tinggi, maka populasi bertumbuh perlahan. Penambahan kelahiran organisasi tertentu menambah legitimasi yang kemudian semakin meningkatkan laju kelahiran, Namun jika tingkat kematian rendah, maka populasi bertambah cepat.
Jika populasi tinggi, maka persaingan sesama organisasi tinggi pula. Di sini, mulailah terjadi seleksi alam, seperti teori Darwin (yang kuat bertahan). Lingkungan akan memilih organisasi yang kuat. Proses berbalik: laju kelahiran menurun, kemudian laju kematian meningkat sampai tercapai keseimbangan baru




Keadaan lingkungan suatu organisasi bisa dianalisis segmen-segmennya, yaitu bagian-bagian lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku maupun performasi organisasi.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa lingkungan sebuah organisasi (perusahaan industri) terdiri dari bermacam-macam segmen, seperti industri, bahan baku, tenaga kerja, keuangan pasar, teknologi, kondisi ekonomi, pemerintah, dan kebudayaan. Setiap segmen ini perlu dianalisis untuk mengetahui elemen-elemennya dan juga kesempatan serta hambatan yang dapat ditimbulkan bagi organisasi. Penjelasan mengenai setiap segmen lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Industri
Mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor kegiatan yang sama dan merupakan saingan bagi organisasi yang kita pelajari. Corak segmen ini berpengaruh terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan, jenis konsumen, serta tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh organisasi yang bergerak di sektor tersebut. Banyaknya organisasi yang bergerak di sektor kegiatan yang sama berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian dalam persaingan antarorganisasi. Jika saingan terdiri dari perusahaan-perusahaan besar dalam jumlah terbatas, maka tingkat ketidakpastian lingkungan menjadi semakin tinggi.
2.             Bahan Baku
Organisasi mendapatkan bahan baku dari lingkungannya. Lingkungan kerap kali tidak menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun bahan baku tersedia dengan harga yang tinggi, sehingga membahayakan bagi organisasi. Perubahan keadaan segmen bahan baku berpengaruh terhadap industri. Contohnya adalah kenaikan harga minyak menyebabkan industri otomotif cenderung memproduksi mobil berukuran kecil yang hemat bahan bakar.
3.             Tenaga Kerja
Organisasi perlu mendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi, dan jumlah yang cukup. Jika kebutuhan tenaga kerja ini tidak dapat dipenuhi oleh lingkungan, organisasi akan mendapatkan kesulitan dalam menghasilkan output. Kalangan ini juga menyebabkan tenaga kerja menjadi mahal dan sulit diperoleh.
4.             Keuangan
Segmen ini menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan bagi organisasi. Bursa saham, pasar modal, bank, dan perusahaan asuransi merupakan bagian dari segmen keuangan ini. Tingkat bunga yang berlaku juga berpengaruh terhadap kemudahan memperoleh sumber keuangan. Tersedianya sumber keuangan dengan tingkat bunga yang rendah akan merangsang pertumbuhan organisasi secara cepat. Pertumbuhan yang lambat umumnya terjadi apabila organisasi tidak mampu mendapatkan sumber keuangan yang murah di lingkungannya, sehingga terpaksa menggunakan sumber keuangan dari dalam organisasi sendiri. Peminjaman uang yang berlebihan dari luar juga akan menyebabkan sebagian kontrol terhadap organisasi terpaksa diberikan kepada pihak yang memberikan pinjaman.
5.             Pasar
Segmen ini menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Segmen pasar berpengaruh terhadap organisasi melalui besarnya permintaan akan output organisasi. Jika pasar menjadi kecil, organisasi terpaksa mengurangi kegiatannya. Jika permintaan bertambah, maka kegiatan perusahaan perlu dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat menjaga posisinya dalam persaingan dengan organisasi lainnya. Pentingnya segmen pasar ini juga menyebabkan perlunya dilakukan usaha untuk menjaga konsumen agar tetap setia terhadap output yang dihasilkan organisasi.
6.             Teknologi
Teknologi, yang merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa, berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. Tingkat teknologi yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran dan tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam organisasi. Organisasi yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi sering kali terpaksa menghentikan kegiatannya.
7.             Kondisi Ekonomi
Segmen ini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun negara di mana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan oleh besarnya daya beli konsumen, baku dan tenaga kerja, tingkat permintaan terhadap produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor. Pengaruh kondisi ekonomi ini terasa oleh semua jenis organisasi, baik organisasi pemerintah, perusahaan, maupun organisasi sosial yang tidak mencari keuntungan.
8.             Pemerintah
Segmen ini mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan, serta sistem politik yang melingkupi organisasi. Sistem politik, seperti ideologi kapitalis ataupun sosialis, berpengaruh terhadap kebebasan organisasi dalam menjalankan usahanya.
9.             Kebudayaan
Segmen ini mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada masyarakat di mana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup distribusi penunjukan menurut umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan, penyebaran penduduk, dan sebagainya. Sistem nilai merupakan komponen penting dari kebudayaan dan sering kali berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. Perusahaan-perusahaan Jepang jarang sekali melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya walaupun kegiatannya sedang menurun. Hal ini terjadi karena pekerja dianggap sebagai anggota keluarga oleh perusahaan, dan tidak dipandang sebagai tenaga sewaan yang bisa dihentikan jika tidak lagi diperlukan.
Sembilan segmen lingkungan ini terdiri dari berbagai elemen yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi organisasi. Setiap segmen mestinya diamati dan dianalisis oleh pemimpin organisasi agar dapat ditetapkan cara pengelolaan organisasi yang sesuai untuk menghadapinya. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua segmen sama pentingnya bagi organisasi. Walaupun ada kaitan antara masing-masing segmen, tetapi biasanya ada satu atau beberapa segmen yang besar pengaruhnya terhadap organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang khusus.

Tidak semua orang menyetujui pendapat tentang adanya sembilan jenis segmen lingkungan seperti yang telah diuraikan. Sesuai dengan prinsip keterbukaan dan ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya, muncul pendapat yang menyatakan bahwa komposisi elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap organisasi akan berlainan, sesuai dengan perbedaan organisasi maupun kondisi lingkungannya. Karena itu, pendapat ini juga menyatakan bahwa yang lebih penting adalah menemukan cara untuk mengidentifikasikan elemn-elemen lingkungan, sehingga bisa digunakan pada semua organisasi yang berada pada lingkungan yang berbeda.
Salah satu cara untuk melakukan identifikasi ini diungkapkan oleh Lubis dalam sebuah penelitian mengenai karakterisitik organisasi industri kecil di Indonesia. Penelitian ini menggunakan uraian mengenai proses kegiatan yang terjadi dalam operasi suatu organisasi perusahaan manufaktur untuk mengidentifikasikan elemen-elemen lingkungan. Dinyatakan bahwa ada suatu proses dasar yang terjadi secara berulang-ulang pada suatu organisasi, dimulai dari masuknya bahan baku ke dalam organisasi, transformasi bahan baku tersebut menjadi produk jadi, dan akhirnya pemasaran produk jadi kepada konsumen.
Bahan baku yang digunakan diperoleh dari leverensil bahan baku, di mana ini merupakan salah satu elemen lingkungan. Proses transformasi memerlukan adanya peralatan, energi, teknologi, serta tenaga kerja. Peralatan dan energi diperoleh dari leverans. Teknologi yang digunakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan teknologi. Tenaga kerja terdapat dari pasar tenaga kerja juga merupakan bagian dari masyarakat. Transformasi yang dilakukan juga akan sangat dipengaruhi oleh corak permintaan pasar, yang juga merupakan salah satu elemen lingkungan.
Pemasaran produk jadi dipengaruhi oleh kondisi pasar, di mana terdapat saingan maupun konsumen, yang keseluruhannya merupakan bagian dari lingkungan ekonomi. Keseluruhan proses ini memerlukan adanya modal, yang cara mendapatkannya tergantung pada kondisi lingkungan keuangan. Selain itu, organisasi juga beroperasi dalam kawasan suatu negara, sehingga pemerintah juga merupakan salah satu dari elemen-elemen lingkungan. Dengan cara yang telah diuraikan ini, diharapkan seluruh elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap suatu organisasi dapat diidentifikasikan secara lengkap.

Pengaruh lingkungan terhadap organisasi dapat dianalisis melalui dua dimensinya, yaitu kompleksitas dan stabilitas. Kedua dimensi ini menentukan besarnya tingkat ketidakpastian lingkungan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi harus mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan ini agar dapat tetap bertahan dalam lingkungannya.
Ketidakpastian lingkungan menunjukkan kepada keadaan di mana organisasi (pemimpinnya) tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungannya, sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam memperkirakan perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi, ketidakpastian ini menyebabkan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh organisasi mempunyai resiko kegagalan yang tinggi.
Kompleksitas (keragaman) lingkungan menunjukkan heterogenitas atau banyaknya elemen-elemen eksternal yang berpengaruh terhadap berfungsinya suatu organisasi. Lingkungan terdiri dari jenis lingkungan yang sangat kompleksitas hingga lingkungan yang sangat sederhana, di mana hanya ada sedikit elemen yang berpengaruh terhadap organisasi. Suatu lingkungan dinyatakan sebagai lingkungan yang sederhana, jika hanya paling banyak 3 dan 4 elemen yang berpengaruh terhadap organisasi.
Stabilitas lingkungan menggambarkan kecepatan perubahan yang terjadi pada elemen-elemen lingkungan. Lingkungan terdiri dari jenis lingkungan yang sangat stabil dan lingkungan yang sangat tidak stabil. Lingkungan dinyatakan sebagai stabil apabila elemen-elemennya jarang sekali mengalami perubahan, sehingga keadaan lingkungan boleh dianggap tetap selama bertahun-tahun. Lingkungan yang tidak stabil berubah secara drastis tanpa diduga sebelumnya, sehingga akan mengejutkan organisasi.
Pada lingkungan yang sederhana dan stabil, terdapat ketidakpastian yang rendah. Hanya ada sedikit elemen lingkungan yang harus diperhatikan dan elemen-elemen ini tidak ataupun jarang sekali mengalami perubahan.
Pada lingkungan yang kompleks dan stabil mengakibatkan ketidakpastian lingkungan yang agak lebih besar dari segmen sebelumnya. Tedapat lebih banyak elemen lingkungan yang perlu diperhatikan dan dianalisis agar organisasi berfungsi dengan baik. Tetapi ketidakpastian tidaklah luar biasa besarnya, karena walaupun jumlahnya banyak, elemen-elemen lingkungan tersebut tidak ataupun jarang sekali mengalami perubahan.
Pada lingkungan yang sederhana dan tidak stabil, menunjukkan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi lagi. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan sebenarnya jumlahnya sedikit , tetapi selalu berubah. Perubahan elemen-elemen lingkungan lebih berpengaruh terhadap besarnya ketidakpastian jika dibandingkan dengan pengaruh dari jumlah perubahan dari jumlah elemen-elemen lingkungan suatu organisasi. Karena itu, segmen ini dipandang mempunyai ketidakpastian lebih tinggi dari segmen lingkungan sebelumnya.
Pada lingkungan yang sederhana dan tidak stabil, merupakan segmen lingkungan dengan tingkat ketidakpastian yang paling tinggi. Terdapat sejumlah elemen lingkungan yang selalu berubah secara tidak terduga dan tanpa dapat dimengerti, sehingga menjadi sulit untuk dianalisis dan menimbulkan ketidakpastian yang tinggi bagi organisasi.

Karakteristik dari elemen-elemen lingkungan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi suatu organisasi. Elemen-elemen tersebut, jika ditinjau sebagai suatu kesatuan yang saling berkaitan, merupakan elemen-elemen yang menentukan corak lingkungan. Emery dan Trist menamakan corak ini sebagai “causal texture”, untuk memperlihatkan bagaimana elemen-elemen lingkungan yang saling berkaitan membentuk kesempatan ataupun ancaman bagi organisasi. Selanjutnya, mereka menyatakan bahwa terdapat empat jenis tekstur (corak) lingkungan, yaitu:
1)             Lingkungan Tenang-Acak (Placid-Randomized)
Jenis lingkungan yang paling sederhana. Ketenangan keadaannya berarti bahwa elemen-elemennya berubah secara perlahan. Kesempatan ancaman munculnya sangat jarang. Tetapi, lingkungan ini bersifat acak, yaitu perubahan pada suatu elemen terjadi tanpa ada kaitannya dengan elemen-elemen lainnya. Contohnya jenis lingkungan ini adalah lingkungan suatu apotek di sebuah kota kecil. Perubahan jarang terjadi dan jumlah elemen yang berkaitan dengan perusahaan apotek sangatlah sedikit.
2)             Lingkungan Tenang-Mengelompok (Placid-Clustered)
Jenis lingkungan ini juga cukup stabil, tetapi lebih kompleks dibandingkan lingkungan tenang acak. Elemen-elemen lingkungan berkaitan satu sama lain dan dapat berubah secara bersamaan (simultan). Karena itu, kesempatan dan ancaman dalam lingkungan semacam ini muncul dalam bentuk kelompok sehingga lebih membahayakan bagi organisasi. Karena perubahan lingkungan ini sangat berbahaya, organisasi perlu mengantisipasi dan berusaha menghindari bahaya karena perubahan ini. Akibatnya, perencanaan dan peramalan merupakan hal yang penting bagi organisasi, sedangkan pengelolaan sehari-hari harus dilakukan dengan cara tertentu, sehingga selalu siap untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Contohnya adalah lingkungan suatu industri kimia. Keluhan mengenai polusi akibat buangan industri dapat terjadi secara simultan, yaitu dari penduduk sekeliling, pemerintah, lembaga pecinta alam, bahkan hingga mempengaruhi konsumen serta suplier bahan. Kelompok-kelompok luar ini sering kali membentuk pengelompokan yang menuntut pabrik memperhatikan akibat dari buangannya. Karena itu, organisasi perlu merencanakan dan mengantisipasi jawaban yang tepat bagi tuntutan kelompok ini.
3)             Lingkungan Diganggu-Bereaksi (Disturbed-Reactive)
Jenis lingkungan di mana perubahan tidak lagi bersifat acak. Dalam lingkungan ini, tindakan suatu organisasi bisa mengganggu ketenangan lingkungan, sehingga akan mengundang reaksi dari organisasi lainnya. Karena itu, lingkungan seperti ini hanya bisa terbentuk jika terdiri dari sejumlah organisasi besar yang masing-masing cukup kuat untuk mempengaruhi lingkungan. Selain itu, organisasi-organisasi ini saling terlihat satu sama lain, sehingga tindakan setiap organisasi diamati secara jelas oleh organisasi lainnya. Lingkungan ini sering kali dinamakan sebagai lingkungan oligopolistik.
Contohnya lingkungan industri rokok kretek di Indonesia yang terdiri dari sejumlah industri rokok kretek yang besar misalnya Bentoel, Djarum, Gudang Garam, dan lain-lain.
4)             Lingkungan Kacau (Turbulent Field)
Jenis lingkungan ini ditandai dengan kompleksitas yang tinggi dan perubahan yan cepat. Berbagai sektor berubah secara drastis, di mana perubahan itu saling berkaitan. Biasanya memberikan akibat yang negatif bagi organisasi. Perubahan lingkungan bisa cukup dramatis hingga mampu melenyapkan organisasi. Hal ini misalnya terjadi jika ada perubahan teknologi yang sangat dramatis, sehingga semua produk dengan teknologi lama tidak bisa digunakan lagi. Peraturan pemerintah juga bisa memberikan pengaruh yang sama seperti contoh perubahan teknologi tersebut karena saling mempengaruhi perubahan elemen-elemen lingkungan bisa memberikan akibat negatif yang berlipat ganda kepada organisasi.
Lingkungan yang kacau ini jarang terjadi, tetapi jika ada maka perencanaan menjadi tidak berarti bagi organisasi. Perubahan-perubahan terjadi sangat dramatis, sehingga tidak diantisipasi oleh organisasi. Cara terbaik untuk menghadapi jenis lingkungan ini adalah melakukan adaptasi, walaupun juga tidak pasti dapat menjamin kelangsungan hidup organisasi.

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa karakteristik lingkungan berpengaruh terhadap organisasi. Hal ini terjadi karena adanya ketergantungan organisasi terhadap sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan, seperti uraian berikut ini.
1)             Ketergantungan Sumber
Organisasi mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya. Produk dan jasa yang merupakan output organisasi dikonsumsi oleh pemakai yang terdapat pada lingkungannya. Di pihak lain, organisasi juga mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya. Posisi organisasi menjadi berbahaya jika pertukaran input dan output ini menjadi tidak seimbang. Input yang diperlukan oleh organisasi lain yang terdapat di lingkungannya, sehingga organisasi terpaksa mempunyai ketergantungan sumber terhadap lingkungannya. Jika tingkat ketergantungan ini tidak terlalu besar, seperti yang terjadi pada lingkungan tenang-acak, maka organisasi tidak perlu terlalu memperhatikan lingkungannya dan dapat memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan produksi. Tetapi, jika ketergantungan ini sangat besar, organisasi perlu beradaptasi terhadap ketergantungan tersebut dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai untuk menguranginya.
Terdapat dua cara adaptasi yang dapat dilakukan oleh organisasi. Cara pertama adalah melalui perubahan internal, yaitu dengan menyesuaikan struktur internal organisasi, pola kerja, perencanaan, dan aspek internal lainnya, terhadap karakteristik lingkungan. Cara kedua adalah dengan berusaha untuk menguasai dan mengubah kondisi lingkungan sehingga menguntungkan bagi organisasi.
2)             Kompleksitas Struktur Organisasi
Jika lingkungan bertambah kompleks, maka organisasi juga harus menjadi lebih kompleks agar mampu menghadapinya. Setiap elemen dari lingkungan perlu dihadapi oleh suatu bagian khusus dari organisasi. Karena itu organisasi yang terdapat pada lingkungan yang kompleks seharusnya memiliki lebih banyak bagian maupun jenis tugas.
3)             Peredam
James Thompson menggambarkan organisasi sebagai suatu inti teknis pelaksana produksi yang dikelilingi oleh sejumlah bagian peredam. Inti teknis merupakan bagian yang mengerjakan tugas utama organisasi, misalnya produksi pada sebuah perusahaan industri atau pendidikan pada sebuah perguruan tinggi. Inti teknis ini dikelilingi oleh sejumlah bagian peredam yang bertugas untuk meredam ketidakpastian lingkungan. Untuk setiap segmen lingkungan, digunakan suatu bagian peredam khusus. Bagian peredam ini berusaha membuat kondisi inti teknis menjadi seperti sebuah sistem tertutup agar bisa berfungsi dengan cara yang paling efisien. Bagian-bagian peredam ini misalnya adalah bagian penelitian dan pengembangan (litbang), keterangan, penjualan, pembelian dan lain lain.
4)             Elemen-Elemen Perbatasan (Boundary Spanning)
Elemen-elemen perbatasan menghubungkan dan menyelaraskan organisasi terhadap unsur-unsur pentingdari lingkungan, baik berupa individu maupun organisasi lain. Peran ini dijalankan oleh elemen-elemen perbatasan melalui pertukaran informasi antara lingkungan dan organisasi, sehingga rencana maupun kegiatan dapat dikoordinasikan, dan ketidakpastian dapat dikurangi. Dengan pertukaran informasi ini, organisasi dapat beradaptasi dengan cara yang lebih tepat terhadap lingkungannya. Elemen-elemen perbatasan mempunyai dua fungsi yaitu, mendeteksi dan memproses informasi mengenai perubahan yang terjadi pada lingkungan, dan mempresentasikan organisasi terhadap lingkungan.
Bagian-bagian peredam mempertukarkan produk, jasa, bahan baku, dan uang antara organisasi dengan lingkungannya. Sedangkan elemen-elemen perbatasan secara khusus hanya melakukan pertukaran informasi antara organisasi dan lingkungannya. Karena itu, elemen perbatasan bisa merupakan bagian dari peredam, tetapi secara khusus hanya mengelola pertukaran informasi. Salah satu contoh elemen perbatasan adalah bagian yang melaksanakan riset pasar, yang bertugas memantau perubahan selera konsumen,. Melalui pemantauan ini riset pasar dapat memberikan informasi bagi para pengambil keputusan. Elemen perbatasan lainnya mengamatiperkembangan teknologi, inovasi, perubahan peraturan pemerintah, sumber bahan baku, dan perubahan-perubahan penting lainnya, sehingga organisasi dapat membuat perencanaan serta penyesuaian yang diperlukan. Elemen perbatasan juga memberikan informasi mengenai organisasi kepada bagian-bagian dari lingkungan untuk mempengaruhi persepsi pihak luar terhadap organisasi. Di bagian pemasaran, misalnya, dilakukan usaha untuk memperkenalkan organisasi terhadap lingkungan, seperti melalui iklan, promosi, dan kegiatan lainnya, sehingga berbagai pihak yang ada di lingkungan tersebut akan memiliki pandangan yang baik dan tertarik untuk mempergunakan produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

Dalam hubungannya dengan lingkungan, selain berdaptasi organisasi juga bisa berusaha untuk menguasai ataupun mengendalikan lingkungannya, yaitu melalui tindakan berikut:
1)             Mengusahakan terciptanya hubungan yang baik dengan elemen-elemen lingkungan yang terpenting. Antara lain dengan bentuk kegiatan sebagai berikut:
-              Integrasi atau penggabungan : berusaha mengintegrasikan organisasi lain yang merupakan sumber ketidakpastian, menggabungkannya menjadi bagian dari organisasi kita sendiri. Integritas merupakan cara penciptaan hubungan yang paling baik, karena dapat menghilangkan ketergantungan organisasi terhadap elemen-elemen lingkungan.
-              Kontak atau Joint Venture (usaha patungan) : usaha patungan mengurangi ketidakpastian melalui ikatan yang bersifat formal dengan organisasi lainnya. Dalam sebuah usaha patungan, resiko maupun ongkos yang diperlukan untuk suatu kegiatan dapat ditanggung bersama oleh organisasi yang terlibat.
-              Kooptasi dan Interlocking Directorates. Kooptasi adalah usaha untuk mengadopsi seseorang yang dianggap penting dari lingkungan, untuk masuk menjadi anggota organisasi. Contoh dari kooptasi adalah banyaknya pejabat pemerintah yang duduk sebagai komisaris perusahaan swasta. Interlocking directorates pada dasarnya sama dengan kooptasi. Seseorang yang mempunyai kedudukan penting pada beberapa organisasi lain diadopsi oleh suatu organisasi, sehingga orang tersebut bisa menjadi saluran komunikasi antarorganisasi.
-              Pengangkatan Eksekutif : salah satu cara untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan lingkungan. Seseorang yang memiliki kedudukan penting ataupun berpengaruh dalam lingkungan, diadopsi oleh organisasi.
-              Iklan dan hubungan masyarakat : cara tradisional untuk mengembangkan hubungan baik dengan lingkungan dilakukan melalui iklan, yang bertujuan untuk mempengaruhi selera atau pandangan konsumen. Hubungan masyarakat pada dasarnya serupa dengan pemasangan iklan, tetapi dilakukan tanpa mengeluarkan biaya dan ditujukan terutama untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai perusahaan ataupun organisasi. Hubungan masyarakat mengusahakan agar organisasi memiliki gambaran tertentu di mata konsumen, leveransir maupun pihak pemerintah.
2)             Berusaha mengendalikan atau membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan bagi organisasi.
-              Mengubah bidang kegiatan: organisasi dapat mengubah bidang kegiatan untuk mendapatkan suasana lingkungan yang lebih aktif. Organisasi bisa memilih segmen lingkungan yang persaingannya tidak terlalu berat.
-              Kegiatan politik: melalui kegiatan politik, organisasi sering kali bisa mempengaruhi bentuk peraturan-peraturan pemerintah, sehingga tidak berbahaya bagi organisasi. Organisasi melakukan hal itu melalui lobbying dengan pihak legislatif. Dalam bentuk lain, sering kali terlihat himpunan pengusaha yang sengaja mengikuti suatu aliran politik tertentu agar dapat memperoleh prioritas sebagai rekanan pemerintah.
-               Asosiasi pengusaha sejenis: sering kali, usaha untuk mempengaruhi lingkungan terlalu berat apabila dilaksanakan oleh suatu organisasi. Kerena itu, muncul asosiasi pengusaha sejenis yang merupakan persatuan dari beberapa organisasi yang bertujuan sama. Adanya persatuan itu memungkinkan terkumpulnya kekuatan maupun sumber daya yang cukup besar untuk mempengaruhi lingkungan
 

Sumber : Subkhi, Akhmad dan Mohammad Jauhar. 2013. Pengantar Teori & Perilaku Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar