Kamis, 18 Januari 2018

MENGGUNAKAN ALAT BANTU DE BATIK DAN CLD



Jika digabungkan pemahaman dari definisi berpikir, proses berpikir, pola berpikir, dan definisi dari sistem didefinisikan sebagai : Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan, dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem, dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif, untuk membangun, memodifikasi, dan meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental), melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem sebagai alat bantunya.

Adapun alat bantu dalam berpikir sistem yaitu menggunakan sistem De BATIk dan Causal Loop Diagram (CLD) – Diagram Putaran Lingkaran. De BATIk yaitu singkatan dari Dimensi yang dinamis, Batasan, Aksi menyeluruh, Tujuan, dan Interkoneksi melingkar untuk membantu mengingat cara bertanya sistem. Sedangkan CLD merupakan alat bantu visual dalam berpikir sistem untuk memvisualisasikan interdependensi dari berbagai variabel penting dalam mengambil keputusan.

2.1 Gunakan De BATIk Sebagai Alat Bantu Analisis Sistem Anda


            De BATIk sebagai sebuah singkatan dapat Anda pandang sebagai sebuah alat bantu untuk melakukan analisa sistem terhadap struktur permasalahan yang kompleks. Tidak ada keharusan Anda harus memulai dari satu ciri sistem,  Anda bisa mulai eksplorasi dari mana saja untuk kemudian bergerak ke ciri yang lain. Walaupun Anda juga bisa saja tidak melakukan keseluruhan analisa, misalnya Anda hanya melakukan 3-4 ciri sistem, namun disarankan untuk tetap melengkapi analisa secara lengkap terhadap 5 ciri sistem, sehingga pemahaman utuh bisa didapatkan.

Gambar 2-1 Selalu Ingat De BATIk

Adapun 3 ciri sistem tersebut adalah :
Ciri 1   : Sebuah sistem pasti memiliki tujuan.
Ciri 2   : Sebuah sistem pasti memiliki variabel-variabel (subsistem) yang membangun sistem tersebut melalui sebuah mekanisme keterkaitan tertentu.
Ciri 3   : Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-ciri kumpulan komponennya.
Ciri 4   : Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka.
Ciri 5   : Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multidimensi.

2.2 Causal Loop Diagram (CLD) – Diagram Putaran Lingkaran

            CLD atau Causal Loop Diagram, yang bisa diterjemahkan sebagai Diagram Putaran Lingkaran, merupakan alat bantu visual dalam berpikir sistem untuk memvisualisasikan interdependensi dari berbagai variabel penting dalam mengambil keputusan.
            Kata loop atau putaran/lingkaran menunjukkan kemampuan CLD untuk menunjukkan interdependensi dengan menggambarkan putaran umpan balik (feedback loops). Feedback loops dianggap sebagai bentuk nyata interdependensi antarvariabel yang membedakannya dengan hanya sekedar interkoneksi antarvariabel. Interdependensi juga memiliki dampak timbulnya hubungan nonlinear yang terjadi antara variabel penyebab dan akibatnya. Banyak kejadian di dunia nyata yang merupakan hasil non-linearitas. Rusuh massa akibat gosip menunjukkan efek yang tidak proporsional dengan penyebabnya. Kejadian kecelakaan transportasi massal biasanya terjadi dari sebuah urutan kejadian kecil, yang saling terhubung dan memuncak ketika situasi yang tepat terjadi akibat pemicu yang tepat.
            CLD penting dalam pemodelan sistem dinamis untuk dilakukan sebagai sketsa awal dari hipotesa adanya hubungan kausal, terutama pada pembangunan model yang kompleks yang terkadang nantinya dalam aplikasi sistem dinamis tidak mudah ditemukan. CLD juga bisa menjadi simplifikasi dari model yang kompleks sehingga memudahkan pemodel untuk menceritakan asumsi struktural dari model yang dibangunnya. Namun, kemudahan ini membuat CLD tidak bisa langsung digunakan sebagai bahasa pemrograman pemodelan komputer, salah satunya karena CLD tidak membedakan bentuk variabel dan bentuk konektivitasnya yang penting dalam melakukan pemrograman. Misalnya apakah variabel bersifat akumulatif atau tidak dan apakah koneksinya berupa informasi atau ada aliran material.
            Simbol-simbol dalam CLD sangat sederhana, variabel dilambangkan dengan kata, sedangkan hubungan antara variabel dilambangkan dengan anak panah melengkung dengan simbol plus/minus (+/-) di dekat kepala panahnya. Tanda plus dan minus memiliki makna berbeda dengan makna aritmatika biasa. Negatif bukan berarti menegatifkan, tetapi membalik arah: kalau turun menjadi naik, kalau naik menjadi turun. Jika terdapat hubungan yang baru terasa efeknya dalam rentang waktu yang signifikan maka simbol delay berupa satu atau dua garis (mirip dengan simbol sama dengan “=”) dilintangkan pada panah tersebut. Dalam versi yang lain, ada yang menggambarkan tanda jam dinding di dekat panah tersebut. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2-2













Gambar 2-2 Bentuk Hubungan Antara 2 Variabel dengan Polaritasnya


Gambar 2-3 Contoh CLD yang Lengkap


     2.2.1 Langkah Penyusunan CLD

            Langkah penyusunan CLD adalah memulai dengan identifikasi variabel serta konstanta yang bisa Anda ambil dari permasalahan yang Anda hadapi. Ingat, bahwa variabel adalah nilai yang bisa naik dan turun, jadi mengidentifikasi variabel adalah melihat faktor apa yang memiliki nilai yang berubah seiring dengan waktu. Jika faktor tersebut tidak berubah, silahkan disimpan sebagai konstanta, karena nilai konstanta adalah selalu tetap. Langkah-langkah selanjutnya diilustrasikan pada Gambar 2-4.
            Langkah berikutnya adalah menentukan apakah ada hubungan antarvariabel yang telah diidentifikasikan. Pertanyaannya adalah apakah ada pengaruh variabel ini terhadap variabel lain ? Variabel baru mungkin ditemukan dalam proses ini. Disarankan dimulaikan fokus memasangkan 2 variabel yang memiliki hubungan kausal yang kuat, walaupun Anda boleh saja langsung memasangkan lebih dari 2 variabel sekaligus. Hubungan yang didapatkan diidentifikasikan arahnya apakah plus atau minus.
            Langkah selanjutnya adalah mencari putaran umpan balik. Jika dalam proses sebelumnya ternyata Anda sudah menemukan sebuah variabel yang berimpitan yang jika digabungkan dapat menjadi sebuah putaran umpan balik, maka Anda beruntung telah mendapatkannya. Namun, jika tidak, jangan berkecil hati karena memang mencari interdependensi tidak mudah untuk sebuah sistem kompleks. Pilih variabel yang Anda patut duga bagian dari sebuah putaran umpan balik. Kemudian tanyakan melalui variabel lain yang berhubungan dengan variabel ini, kira-kira bagaimana caranya dia kembali lagi ke variabel ini. Anda mungkin harus menambah variabel baru untuk mengklarifikasi putaran umpan balik ini.
            Dalam dunia pemodelan, semua model kompleks dimulai dari model sederhana. Jadi, dalam mencari putaran umpan balik, sangat menyenangkan bahwa kita bisa mendapatkan beberapa putaran sekaligus. Namun, berfokuslah untuk menemukan satu saja dulu.
            Setelah didapatkan satu atau beberapa putaran maka perlu ditentukan apakah putaran ini menuju ke suatu keseimbangan tertentu yang berarti sebuah putaran penyeimbang (balancing loop) atau sebuah putaran yang tidak memiliki batasan yang berarti sebuah putaran penguat (reinforcing loop). Mirip dengan plus dan minus, maka kedua jenis putaran jangan dianggap bahwa putaran penyeimbang adalah turun, sedangkan  putaran penguat adalah naik. Sebuah reinforcing loop bisa menaikkan atau menurunkan, sebuah putaran penyeimbang juga sama, bisa menaikkan atau menurunkan, perbedaannya adalah di putaran penyeimbang menuju ke suatu target tertentu, sedangkan putaran penguat tidak memiliki batas atau target tertentu.
            Secara deduktif, patut diduga semua putaran umpan balik adalah putaran penguat, jika tidak dapat variabel atau konstanta pembatas yang membatasi putaran tersebut. Secara sederhana jika di dalam satu buah putaran tidak ada konstanta atau variabel lain yang “menahan” laju pengurangan atau penambahan dari loop tersebut. Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2-5.

Gambar 2-4 Langkah Penyusunan CLD Versi 1

            Cara untuk menentukan apakah sebuah putaran merupakan penguat atau penyeimbang adalah dengan menggunakan satu variabel, kemudian jalankan setiap hubungan antarvariabel satu per satu, hingga kembali ke variabel tersebut selama beberapa putaran. Jika variabel tersebut berubah tanpa adanya batasan, maka dugaan putaran penguat dikonfirmasikan. Dan jika variabel yang dipilih tidak memberikan gambaran yang jelas, silahkan ambil variabel lain di dalam putaran tersebut, untuk dianalisa.

Gambar 2-5 Variabel Penyeimbang Ditunjukkan dalam CLD Penyeimbang di Atas

            Kemudian kondisi yang lain bisa terjadi, yaitu ketika pada dunia nyata memang terdapat perilaku yang mengejar suatu target, tapi ternyata dalam CLD kita tidak ada, maka berarti Anda perlu menambahkan variabel tersebut. Kondisi lain yang bisa terjadi adalah ternyata perlu ada modifikasi hubungan variabel yang tadinya positif menjadi negatif, atau perubahan nama variabel untuk memperjelas polaritas putaran, maka lakukankah modifikasi tersebut.
            Proses penentuan polaritas dari putaran adalah iteratif, sama juga dengan keseluruhan proses pembuatan CLD. Dalam pengalaman penulis, ada sebuah CLD kompleks yang telah disepakati bisa berubah secara drastis setelah seorang mahasiswa bertanya tentang satu variabel yang ketika dijelaskan ternyata berujung pada kesalahan secara struktural dalam CLD tersebut. Artinya, walaupun ada urutan proses seperti gambar di atas, tetap ada proses interatif yang terjadi. Tidak ada CLD yang lengkap atau selesai sepenuhnya.
            Penting lagi untuk disadari berikutnya, bahwa mirip dengan hubungan dalam sebuah sistem nyata, sebuah hubungan bisa timbul dan tenggelam, bisa menguat dan melemah, bisa putus dan nyambung, maka hubungan dalam CLD juga sama. Sterman memberikan saran dalam menjelaskan hubungan dalam CLD, dimulai dengan kata “jika hubungan terjadi antara ..., maka ...,” karena bisa saja sebuah hubungan belum terjadi atau kekuatannya terlalu lemah untuk berpengaruh secara signifikan kepada sistem.
            Misalnya terdapat dua putaran yang saling berhubungan yang keduanya adalah putaran penguat, maka apakah berarti perilakunya adalah naik dan turun ? Tergantung kekuatan dari kedua putaran tersebut apakah sama. Kemudian apakah putaran kedua sebenarnya tidak aktif (dormant) yang kemudian aktif setelah putaran pertama mencapai titik tertentu.

2.2.2 Tips Penyusunan CLD

Tabel 2.1 Tips dalam Penyusunan CLD
Komponen CLD
Tips
Nama variable
·         Gunakan kata benda atau kelompok kata yang bermakna benda, bukan kata kerja (misalnya atasan memuji menjadi pujian atasan
·         Jika dalam alternatif penamaan sebuah variabel Anda bisa memilih antara kata netral, positif, atau negatif, gunakan yang netral atau positif (misalnya kesedihan bisa diganti kebahagiaan)
·         Perhatikan pula persepsi yang sudah timbul dari sebuah kata akibat konteksnya, misalnya untuk membahas perusahaan yang mau bangkrut maka : umpan baik (netral), pujian (positif), teguran (negaif)
·         Bedakan penamaan variabel yang aktual dan persepsi.
Panah hubungan dan putaran
·         Fokus pada kausalitas, jangan sekedar korelasi.
·         Gunakan panah yang melengkung,
·         Minimaisasi potongn garis panah
·         Jangan ragu menggambar ulang diagram anda, jika anda sendiri sudah menjelaskannya.
·         Loop utama sebaiknya diatas atau di tengah-tengah dari keseluruhan CLD  anda.
·         Jangan lupa menuliskan memberikan labe nomor (Rx atau Bx) dan nama putarannya.
Keseluruhan CLD
·         Pilih skala batasan yang tepat
·         Jangan membuat CLD yang terlalu kompleks dan besar, pecahlah menjadi beberapa bagian.
·         Menfaatkan aplikasi komputer yang bisa membantu anda menggambar ulang dengan cepat.
Putaran umpan balik
·         Pastikan tujuan dalam putaran penyeimbang terbaca secara eksplisit.

            Setelah melakukan penyusunan CLD selanjutnya adalah cara membaca CLD yang telah jadi. Caranya yaitu mulailah dari satu loop yang bisa anda dapatkan, dari loop tersebut anda kembangkan apakah ada loop lain yang berhubungan. Periksalah dengan teliti karena beberapa veriabel dari loop kecil bisa menjadi bagian dari loop yang lebih besar.

Gambar 2-6 Ada berapa segitiga pada gambar ini ?

            Sedangkan versi lain dalam penyusunan CLD adalah dengan memulai dari satu variabel kemudian mencari penyebab dari variabel tersebut. Perbedaan versi ini hanya terletak pada saat awal yang tidak mengumpulkan variabel, tapi hanya cukup memulai dengan 1 variabel.

Gambar 2-7 Langkah Penyusunan CLD Versi 2 di Atas

            Langakah penyusunan CLD yang seperti ini adalah salah satu metode dari pengembangan CLD yang paling popular, yaitu list extention method (metode pengembangan daftar. Metode ini sebernarnya adalah metode gambar, metode ini mengakomodasikan kebiasaan kita untuk menggunakan catatan berurutan (list) ketika mengumpulkan variabel permasalahan.
3rd extention
2nd  extention
1st  extention
Variabel list
Supplementary list (optional)
Ulangi proses dikolom ini jika putaran masih pula belum ditemukan
Untuk setiap veriabel disebelah kanan, tuliskan disini semua variabel pengaruh langsung.
Ulangi proses pemberian putaran
Untuk setiap variabel di sebelah kanan. Tuliskan disini semua variabel pengaruh langsung.
Jika terdapat putaran umpan balik silahkan ditutup, kemudian di uji coba apakah masuk akal.
Jika tidak, pindahkan perhatian ke kolom berikutnya.
Sertai daftar nama variabel yang menjadi focus, ukuran atau referensi utama dari tujuan sistem
Terkadang kolom ini dibutuhkan karena variabel utama juga memberikan dampak atau ketika suatu varibel baru diluar dugaan sangat berperan, namun tidak termasuk dalam daftar awal kita.

Metode ini tidak menyarankan memiliki kolom lebih dari tiga, karena berarti sistem sudah terlalu kompleks utnuk digambarkan dan mendorong kita untuk memiliki loop sederhana terlebih dahulu sebelum menambahkan kompleks lainnya.


Sumber : Hidayatno, Akhmad. 2013. Berpikir Sistem Pola Berpikir untuk Pemahaman Masalah yang Lebih Baik. Yogyakarta: Leutika Nouvalitera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar