Jika digabungkan
pemahaman dari definisi berpikir, proses berpikir, pola berpikir, dan definisi
dari sistem didefinisikan sebagai : Keahlian berpikir untuk melihat struktur
umpan balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan, dalam berbagai
dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem, dengan sebuah
proses yang iteratif dan interaktif, untuk membangun, memodifikasi, dan
meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental), melalui
serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem
sebagai alat bantunya.
Adapun alat
bantu dalam berpikir sistem yaitu menggunakan sistem De BATIk dan Causal Loop Diagram (CLD) – Diagram
Putaran Lingkaran. De BATIk yaitu singkatan dari Dimensi yang dinamis, Batasan,
Aksi menyeluruh, Tujuan, dan Interkoneksi melingkar untuk membantu mengingat
cara bertanya sistem. Sedangkan CLD merupakan alat bantu visual dalam berpikir
sistem untuk memvisualisasikan interdependensi dari berbagai variabel penting
dalam mengambil keputusan.
2.1 Gunakan De BATIk Sebagai Alat Bantu Analisis Sistem Anda
De BATIk sebagai
sebuah singkatan dapat Anda pandang sebagai sebuah alat bantu untuk melakukan
analisa sistem terhadap struktur permasalahan yang kompleks. Tidak ada
keharusan Anda harus memulai dari satu ciri sistem, Anda bisa mulai eksplorasi dari mana saja
untuk kemudian bergerak ke ciri yang lain. Walaupun Anda juga bisa saja tidak
melakukan keseluruhan analisa, misalnya Anda hanya melakukan 3-4 ciri sistem,
namun disarankan untuk tetap melengkapi analisa secara lengkap terhadap 5 ciri
sistem, sehingga pemahaman utuh bisa didapatkan.
Gambar 2-1 Selalu Ingat De BATIk
Adapun 3 ciri sistem
tersebut adalah :
Ciri 1 :
Sebuah sistem pasti memiliki tujuan.
Ciri 2 : Sebuah
sistem pasti memiliki variabel-variabel
(subsistem) yang membangun sistem
tersebut melalui sebuah mekanisme
keterkaitan tertentu.
Ciri 3 : Sebuah
sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang
berbeda dengan ciri-ciri kumpulan komponennya.
Ciri 4 :
Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka.
Ciri 5 :
Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multidimensi.
2.2 Causal Loop Diagram (CLD) – Diagram Putaran Lingkaran
CLD
atau Causal Loop Diagram, yang bisa
diterjemahkan sebagai Diagram Putaran Lingkaran, merupakan alat bantu visual
dalam berpikir sistem untuk memvisualisasikan interdependensi dari berbagai
variabel penting dalam mengambil keputusan.
Kata
loop atau putaran/lingkaran
menunjukkan kemampuan CLD untuk menunjukkan interdependensi dengan
menggambarkan putaran umpan balik (feedback
loops). Feedback loops dianggap
sebagai bentuk nyata interdependensi antarvariabel yang membedakannya dengan
hanya sekedar interkoneksi antarvariabel. Interdependensi juga memiliki dampak
timbulnya hubungan nonlinear yang terjadi antara variabel penyebab dan
akibatnya. Banyak kejadian di dunia nyata yang merupakan hasil non-linearitas.
Rusuh massa akibat gosip menunjukkan efek yang tidak proporsional dengan
penyebabnya. Kejadian kecelakaan transportasi massal biasanya terjadi dari
sebuah urutan kejadian kecil, yang saling terhubung dan memuncak ketika situasi
yang tepat terjadi akibat pemicu yang tepat.
CLD
penting dalam pemodelan sistem dinamis untuk dilakukan sebagai sketsa awal dari
hipotesa adanya hubungan kausal, terutama pada pembangunan model yang kompleks
yang terkadang nantinya dalam aplikasi sistem dinamis tidak mudah ditemukan.
CLD juga bisa menjadi simplifikasi dari model yang kompleks sehingga memudahkan
pemodel untuk menceritakan asumsi struktural dari model yang dibangunnya.
Namun, kemudahan ini membuat CLD tidak bisa langsung digunakan sebagai bahasa
pemrograman pemodelan komputer, salah satunya karena CLD tidak membedakan
bentuk variabel dan bentuk konektivitasnya yang penting dalam melakukan
pemrograman. Misalnya apakah variabel bersifat akumulatif atau tidak dan apakah
koneksinya berupa informasi atau ada aliran material.
Simbol-simbol
dalam CLD sangat sederhana, variabel dilambangkan dengan kata, sedangkan
hubungan antara variabel dilambangkan dengan anak panah melengkung dengan
simbol plus/minus (+/-) di dekat kepala panahnya. Tanda plus dan minus memiliki
makna berbeda dengan makna aritmatika biasa. Negatif bukan berarti
menegatifkan, tetapi membalik arah: kalau turun menjadi naik, kalau naik
menjadi turun. Jika terdapat hubungan yang baru terasa efeknya dalam rentang
waktu yang signifikan maka simbol delay berupa
satu atau dua garis (mirip dengan simbol sama dengan “=”) dilintangkan pada
panah tersebut. Dalam versi yang lain, ada yang menggambarkan tanda jam dinding
di dekat panah tersebut. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2-2
Gambar 2-2 Bentuk Hubungan Antara 2 Variabel dengan Polaritasnya
Gambar 2-3 Contoh CLD yang Lengkap
2.2.1 Langkah Penyusunan CLD
Langkah
penyusunan CLD adalah memulai dengan identifikasi variabel serta konstanta yang
bisa Anda ambil dari permasalahan yang Anda hadapi. Ingat, bahwa variabel
adalah nilai yang bisa naik dan turun, jadi mengidentifikasi variabel adalah
melihat faktor apa yang memiliki nilai yang berubah seiring dengan waktu. Jika
faktor tersebut tidak berubah, silahkan disimpan sebagai konstanta, karena
nilai konstanta adalah selalu tetap. Langkah-langkah selanjutnya diilustrasikan
pada Gambar 2-4.
Langkah
berikutnya adalah menentukan apakah ada hubungan antarvariabel yang telah
diidentifikasikan. Pertanyaannya adalah apakah ada pengaruh variabel ini
terhadap variabel lain ? Variabel baru mungkin ditemukan dalam proses ini.
Disarankan dimulaikan fokus memasangkan 2 variabel yang memiliki hubungan
kausal yang kuat, walaupun Anda boleh saja langsung memasangkan lebih dari 2
variabel sekaligus. Hubungan yang didapatkan diidentifikasikan arahnya apakah
plus atau minus.
Langkah
selanjutnya adalah mencari putaran umpan balik. Jika dalam proses sebelumnya
ternyata Anda sudah menemukan sebuah variabel yang berimpitan yang jika
digabungkan dapat menjadi sebuah putaran umpan balik, maka Anda beruntung telah
mendapatkannya. Namun, jika tidak, jangan berkecil hati karena memang mencari
interdependensi tidak mudah untuk sebuah sistem kompleks. Pilih variabel yang
Anda patut duga bagian dari sebuah putaran umpan balik. Kemudian tanyakan
melalui variabel lain yang berhubungan dengan variabel ini, kira-kira bagaimana
caranya dia kembali lagi ke variabel ini. Anda mungkin harus menambah variabel
baru untuk mengklarifikasi putaran umpan balik ini.
Dalam
dunia pemodelan, semua model kompleks dimulai dari model sederhana. Jadi, dalam
mencari putaran umpan balik, sangat menyenangkan bahwa kita bisa mendapatkan
beberapa putaran sekaligus. Namun, berfokuslah untuk menemukan satu saja dulu.
Setelah
didapatkan satu atau beberapa putaran maka perlu ditentukan apakah putaran ini
menuju ke suatu keseimbangan tertentu yang berarti sebuah putaran penyeimbang (balancing loop) atau sebuah putaran yang
tidak memiliki batasan yang berarti sebuah putaran penguat (reinforcing loop). Mirip dengan plus dan
minus, maka kedua jenis putaran jangan dianggap bahwa putaran penyeimbang
adalah turun, sedangkan putaran penguat
adalah naik. Sebuah reinforcing loop bisa
menaikkan atau menurunkan, sebuah putaran penyeimbang juga sama, bisa menaikkan
atau menurunkan, perbedaannya adalah di putaran penyeimbang menuju ke suatu
target tertentu, sedangkan putaran penguat tidak memiliki batas atau target
tertentu.
Secara
deduktif, patut diduga semua putaran umpan balik adalah putaran penguat, jika
tidak dapat variabel atau konstanta pembatas yang membatasi putaran tersebut.
Secara sederhana jika di dalam satu buah putaran tidak ada konstanta atau
variabel lain yang “menahan” laju pengurangan atau penambahan dari loop tersebut. Seperti yang diilustrasikan
pada Gambar 2-5.
Gambar 2-4 Langkah Penyusunan CLD Versi 1
Cara
untuk menentukan apakah sebuah putaran merupakan penguat atau penyeimbang
adalah dengan menggunakan satu variabel, kemudian jalankan setiap hubungan
antarvariabel satu per satu, hingga kembali ke variabel tersebut selama
beberapa putaran. Jika variabel tersebut berubah tanpa adanya batasan, maka
dugaan putaran penguat dikonfirmasikan. Dan jika variabel yang dipilih tidak
memberikan gambaran yang jelas, silahkan ambil variabel lain di dalam putaran
tersebut, untuk dianalisa.
Gambar 2-5 Variabel Penyeimbang Ditunjukkan dalam CLD Penyeimbang di Atas
Kemudian
kondisi yang lain bisa terjadi, yaitu ketika pada dunia nyata memang terdapat
perilaku yang mengejar suatu target, tapi ternyata dalam CLD kita tidak ada,
maka berarti Anda perlu menambahkan variabel tersebut. Kondisi lain yang bisa
terjadi adalah ternyata perlu ada modifikasi hubungan variabel yang tadinya
positif menjadi negatif, atau perubahan nama variabel untuk memperjelas
polaritas putaran, maka lakukankah modifikasi tersebut.
Proses
penentuan polaritas dari putaran adalah iteratif, sama juga dengan keseluruhan
proses pembuatan CLD. Dalam pengalaman penulis, ada sebuah CLD kompleks yang
telah disepakati bisa berubah secara drastis setelah seorang mahasiswa bertanya
tentang satu variabel yang ketika dijelaskan ternyata berujung pada kesalahan
secara struktural dalam CLD tersebut. Artinya, walaupun ada urutan proses
seperti gambar di atas, tetap ada proses interatif yang terjadi. Tidak ada CLD
yang lengkap atau selesai sepenuhnya.
Penting
lagi untuk disadari berikutnya, bahwa mirip dengan hubungan dalam sebuah sistem
nyata, sebuah hubungan bisa timbul dan tenggelam, bisa menguat dan melemah,
bisa putus dan nyambung, maka hubungan dalam CLD juga sama. Sterman memberikan
saran dalam menjelaskan hubungan dalam CLD, dimulai dengan kata “jika hubungan
terjadi antara ..., maka ...,” karena bisa saja sebuah hubungan belum terjadi
atau kekuatannya terlalu lemah untuk berpengaruh secara signifikan kepada
sistem.
Misalnya
terdapat dua putaran yang saling berhubungan yang keduanya adalah putaran
penguat, maka apakah berarti perilakunya adalah naik dan turun ? Tergantung
kekuatan dari kedua putaran tersebut apakah sama. Kemudian apakah putaran kedua
sebenarnya tidak aktif (dormant) yang
kemudian aktif setelah putaran pertama mencapai titik tertentu.
2.2.2 Tips Penyusunan CLD
Tabel 2.1 Tips dalam Penyusunan CLD
Komponen CLD
|
Tips
|
Nama variable
|
·
Gunakan kata benda atau kelompok kata
yang bermakna benda, bukan kata kerja (misalnya atasan memuji menjadi pujian
atasan
·
Jika dalam alternatif penamaan sebuah
variabel Anda bisa memilih antara kata netral, positif, atau negatif, gunakan
yang netral atau positif (misalnya kesedihan bisa diganti kebahagiaan)
·
Perhatikan pula persepsi yang sudah
timbul dari sebuah kata akibat konteksnya, misalnya untuk membahas perusahaan
yang mau bangkrut maka : umpan baik (netral), pujian (positif), teguran
(negaif)
·
Bedakan penamaan variabel yang aktual dan
persepsi.
|
Panah hubungan dan putaran
|
·
Fokus pada kausalitas, jangan sekedar korelasi.
·
Gunakan panah yang melengkung,
·
Minimaisasi potongn garis panah
·
Jangan ragu menggambar ulang diagram
anda, jika anda sendiri sudah menjelaskannya.
·
Loop utama sebaiknya diatas atau di
tengah-tengah dari keseluruhan CLD
anda.
·
Jangan lupa menuliskan memberikan labe
nomor (Rx atau Bx) dan nama putarannya.
|
Keseluruhan CLD
|
·
Pilih skala batasan yang tepat
·
Jangan membuat CLD yang terlalu kompleks
dan besar, pecahlah menjadi beberapa bagian.
·
Menfaatkan aplikasi komputer yang bisa
membantu anda menggambar ulang dengan cepat.
|
Putaran umpan balik
|
·
Pastikan tujuan dalam putaran penyeimbang
terbaca secara eksplisit.
|
Setelah
melakukan penyusunan CLD selanjutnya adalah cara membaca CLD yang telah jadi.
Caranya yaitu mulailah dari satu loop yang bisa anda dapatkan, dari loop
tersebut anda kembangkan apakah ada loop lain yang berhubungan. Periksalah
dengan teliti karena beberapa veriabel dari loop kecil bisa menjadi
bagian dari loop yang lebih besar.
Gambar 2-6 Ada berapa segitiga pada gambar ini ?
Sedangkan
versi lain dalam penyusunan CLD adalah dengan memulai dari satu variabel
kemudian mencari penyebab dari variabel tersebut. Perbedaan versi ini hanya
terletak pada saat awal yang tidak mengumpulkan variabel, tapi hanya cukup
memulai dengan 1 variabel.
Gambar 2-7 Langkah Penyusunan CLD Versi 2 di Atas
Langakah
penyusunan CLD yang seperti ini adalah salah satu metode dari pengembangan CLD
yang paling popular, yaitu list extention method (metode pengembangan
daftar. Metode ini sebernarnya adalah metode gambar, metode ini
mengakomodasikan kebiasaan kita untuk menggunakan catatan berurutan (list)
ketika mengumpulkan variabel permasalahan.
3rd extention
|
2nd
extention
|
1st
extention
|
Variabel list
|
Supplementary list (optional)
|
Ulangi proses dikolom ini jika putaran masih pula
belum ditemukan
|
Untuk setiap veriabel disebelah kanan, tuliskan
disini semua variabel pengaruh langsung.
Ulangi proses pemberian putaran
|
Untuk setiap variabel di sebelah kanan. Tuliskan
disini semua variabel pengaruh langsung.
Jika terdapat putaran umpan balik silahkan ditutup,
kemudian di uji coba apakah masuk akal.
Jika tidak, pindahkan perhatian ke kolom berikutnya.
|
Sertai daftar nama variabel yang menjadi focus,
ukuran atau referensi utama dari tujuan sistem
|
Terkadang kolom ini dibutuhkan karena variabel utama
juga memberikan dampak atau ketika suatu varibel baru diluar dugaan sangat
berperan, namun tidak termasuk dalam daftar awal kita.
|
Metode ini tidak menyarankan memiliki kolom
lebih dari tiga, karena berarti sistem sudah terlalu kompleks utnuk digambarkan
dan mendorong kita untuk memiliki loop sederhana terlebih dahulu sebelum
menambahkan kompleks lainnya.
Sumber : Hidayatno, Akhmad. 2013. Berpikir Sistem Pola Berpikir untuk
Pemahaman Masalah yang Lebih Baik. Yogyakarta: Leutika Nouvalitera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar